Ohigan adalah festival Buddhis Jepang kuno yang diadakan tiga kali setahun pada musim gugur, musim dingin, dan musim semi.
foto via https://japantotheworld.com/ |
Ohigan berarti "sisi lain dari jembatan", dan maknanya adalah bahwa orang dapat mencapai kedamaian dan kebebasan dengan menyeimbangkan pikiran mereka. Asal usul Ohigan berasal dari periode Nara di Jepang kuno, ketika ajaran Buddha diperkenalkan. Pada saat itu, festival ini digelar untuk memuja orang mati dan mencari perlindungan serta petunjuk. Hal yang sering dilakukan pada festival ini adalah mengunjungi kuil untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dan juga yang masih hidup. Kemudian, menyumbangkan makanan dan barang-barang ke kuil ataupun badan amal juga sering dilakukan di saat festival ini berlangsung.
Foto via https://yamatopeople.blogspot.com/ |
Ohigan juga merupakan sebuah kesempatan bagi keluarga dan teman untuk berkumpul, dan banyak orang mengunjungi makam kerabat dan teman mereka serta mempersembahkan bunga dan doa. Festival Ohigan juga mirip dengan Obon yang diadakan pada pertengahan musim panas. Perbedaannya adalah Obon lebih merupakan perayaan meriah yang menyenangkan dengan diiringi tarian dan musik, sedangkan Ohigan adalah hari yang lebih tenang yang dikhususkan untuk refleksi spiritual dan berdoa.
Selain itu, Obon adalah acara yang lebih tradisional dan sekuler, sedangkan Ohigan adalah acara yang lebih religius.
Ringkasnya, Ohigan adalah acara penting di Jepang, berakar dari tradisi Buddhis kuno, diadakan tiga kali setahun sebagai kesempatan untuk perenungan spiritual, reuni dengan keluarga dan teman, dan menghormati orang yang telah meninggal.
No comments:
Post a Comment